Rabu, 11 Juli 2012

Memory


Sekeping Kisah Romantika SMA

Masa-masa SMA merupakan masa yang sangat menyenangkan,penuh canda tawa dan misteri perjalanan menuju kebahagiaan (swit..swit..,)Seperti perjalanan yang dirintis oleh para  ahli dibawah ini,mereka semua adalah pejuang-pejuang tangguh yang sangat hebat.Mereka mengandalan kerja sama tim untuk hal-hal apapun! Bahkan dalam membela para tokoh kelas dalam memperjuangkan nama baik dan martabat kelas.
Emangsih perselisihan faham kerap kali terjadi didalamnya,maklumlah didalamnya orang-orang pintar semua ya wajarlah perdebatan hebat sering terjadi.wkwkwkwk.Tapi jangan salah ya kelas XII IPA 1 ini mereupakan kelas favorit disbanding kelas-kelas lain..ga percaya?? Nich di kasi beberapa bukti dech…


1..Juara umum se SMAN 1 Pasaman dalam rangka melaksanakan acara pesantren ramadhan,
nah semua kelas mengirimkan personilnya dalam berbagai acara perlombaan dan akhirnya kami mendapat juara umum lho….Hore…..

Janganlah Kamu Berhati Lemah!



Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan(pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. An Nisaa':104)

M
eski ayat ini dalam konteks berperang, saya yakin, juga ditujukan untuk jihad-jihad yang lainnya, termasuk saat kita harus bersaing dalam mencari nafkah buat Anak dan istri karena hal  berini juga sebagian dari jihad.Bukan itu saja dalam menuntut ilmu kita juga berjihad. Kita tidak boleh berhati lemah dalam bersaing, jika kita memiliki kelemahan pesaing juga sama, malah kita memiliki kelebihan, yaitu “harap” atau raja’. Kita masih bisa berharap kepada Allah, sementara orang-orang yang tidak beriman tidak.Mengapa harus takut?cobalah tanamkan rasa percaya diri dalam hati anda,sebenarnya kita semua mempunyai potensi yang unik dan bermanfaat jikalau kita bisa mengasah dan menggalinya.Terkadang sebagian orang dari kita tidak percaya pada kemampuan yang ia miliki sebab MALAS untuk berusaha.

Selasa, 03 Juli 2012

Laporan Praktikum Kimia Analitik


BAB I PEMERIKSAAN KESALAHAN-KESALAHAN DALAM PENGUKURAN VOLEME
1.1  PENDAHULUAN
Menurut Miller & Miller (2001) tipe kesalahan dalam pengukuran analitik dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Kesalahan serius (Gross error)
    Tipe kesalahan ini sangat fatal, sehingga konsekuensinya pengukuran harus    diulangi.Contoh      dari kesalahan ini adalah kontaminasi reagent yang digunakan, peralatan yangmemang rusak total, sampel yang terbuang, dan lain lain. Indikasi dari kesalahan inicukup jelas dari gambaran data yang sangat menyimpang, data tidak dapat memberikanpola hasil yang jelas, tingkat reprodusibilitas yang sangat rendah dan lain lain.
2. Kesalahan acak (Random error)
    Golongan kesalahan ini merupakan bentuk kesalahan yang menyebabkan hasil darisuatu perulangan menjadi relatif berbeda satu sama lain, dimana hasil secara individual berada di sekitar harga rata-rata. Kesalahan ini memberi efek pada tingkat akurasi dan kemampuan dapat terulang (reprodusibilitas). Kesalahan ini bersifat wajar dan tidak dapat dihindari, hanya bisa direduksi dengan kehati-hatian dan konsentrasi dalambekerja.
3. Kesalahan sistematik (Systematic error)
    Kesalahan sistematik merupakan jenis kesalahan yang menyebabkan semua hasil data salah dengan suatu kemiripan. Hal ini dapat diatasi dengan:

100 Tokoh Muslim dalam Pemikiran Global

WASHINGTON (Berita SuaraMedia) – Majalah berpengaruh Foreign Policy baru saja mengeluarkan daftar "100 Pemikir Utama Global", memberikan sepuluh tempat bagi profesor, akademisi, politisi, banker, dan jurnalis Muslim.
Zahra Rahnavard, istri pemimpin oposisi Iran Mir Hossein Mousavi, berada di ranking ketiga dalam daftar itu, persis di bawah pemimpin US Federal Reserve Ben Bernanke yang terpilih karena mencegah runtuhnya perekonomian AS, dan Presiden Barack Obama karena mengubah peran Amerika di dunia.
Majalah itu menggambarkan Rahnavard sebagai otak di balik Revolusi Hijau Iran dan kampanye suaminya.
Dijuluki sebagai Michelle Obama-nya Iran, Rahnavard berkampanye untuk suaminya yang mencalonkan diri dalam pemilu presidensial bulan Juni lalu.
Pemegang gelar doktoral dalam ilmu politik, wanita berusia 64 tahun ini pernah menjabat sebagai penasihat Mohamed Khatami, presiden Iran dari tahun 1997 hingga 2005.

Zaid bin Haritsah

Beliau bernama Zaid bin Haritsah –semoga Allah meridloinya-, dan sebelum Nabi saw diangkat menjadi Rasul bernama Zaid bin Muhammad.
Ibunya Su’di binti Tsa’labah pernah membawanya berziarah kerumah salah seorang keluarganya di bani Ma’an, saat itu beliau berumur 8 tahun, saat dia tinggal ditengah kaumnya secara tiba-tiba penduduk Ma’an diserang oleh sekelompok orang yang memusuhi mereka, hingga akhirnya mereka kalah dan menjadi tawanan termasuk Zaid, lalu ibunya kembali ke rumahnya (suaminya) sendirian dan tidak pernah mendengar kembali berita tentang Zaid hingga terus mencarinya karena rindu atasnya, membawa tongkat diatas pundaknya, berjalan mengitari perumahan menyusuri padang pasir, bertanya ke setiap kabilah dan kafilah yang lewat tentang anaknya dan buah hatinya, dan pada saat musim haji dan perdagangan tiba, orang-orang dari kabilah Haritsah pergi kesana dan bertemu dengan Zaid di Mekkah, dan mereka menceritakan keadaan kedua orang tuanya dan Zaid menceritakan kejadian yang sebenarnya; bagaimana Banu Al-Qayn menyerang kabilah ibunya dan mereka menahannya, kemudian dijual di pasar Ukaz kepada seseorang dari Quraisy yang bernama Hakim bin Huzam bin Khuwailid, kemudian dihadiahkan kepada bibinya Khadijah binti Khuwailid dan diserahkan kembali ke suaminya Muhammad bin Abdullah, maka beliaupun menciumnya dan memeluknya. Kemudian berkata kepada para hujjaj dari kaumnya : berikanlah kabar ini kepada bapak dan ibu saya bahwa saya berada dalam asuhan orang tua yang paling mulia.

Nasihat Rakyat kepada Pemimpin

Abu Nu'am mengeluarkan dari Muhammad bin Suqah, dia berkata, "Aku menemui Nu'aim bin Abu Hindun, yang kemudian dia mengeluarkan selembar kertas, yang di atasnya tertulis:

"Dari Abu Ubaidah bin Al-Jarrah dan Mu'adz bin Jabal, kepada Umar bin Al-Khaththab. Kesejahteraan semoga dilirnpahkan kepadamu. Amma ba'd.

Kami nasihatkan kepadamu, sehubungan dengan tugasmu yang amat penting ini. Kini engkau sudah menjadi pemimpin ummat ini, apa pun warna kulitnya. Di hadapanmu akan duduk orang yang mulia dan yang hina, musuh dan teman. Masing-masing harus engkau perlakukan secara adil. Maka pikirkan kedudukanmu dalam hal ini wahai Umar. Kami ingin mengingatkan kepadamu tentang suatu hari yang pada saat itu wajah-wahaj manusia akan mengisut, wajah mengering dan hujjah-hujjah akan terputus karena ada hujjah Sang Penguasa yang memaksa mereka dengan kekuasaan-Nya. Semua makhluk akan dihimpun di hadapan-Nya, mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan siksa-Nya.

Sebuah pertanyaan


dalam remangnya sinar mentari
aku terdiam dibalut sepi
menapakkan butiran-butiran pilu
menyapu bersih semua harapanku
dunia,ketika aku bertanya
mengapa duka menjadi taman dijiwa
mengapa luka penerang dalam kenangan
apa aku buta?
dunia,kenapa bukan angin yang kau jadikan sepoi
kenapa bukan mawar yang kau tanam dihatiku?
aku tak sanggup menyimpan bara ini
aku hanya ingin tetesan embun pagi
di setiap ujung langkah-langkah gontaiku

Belanga

pulangkan semua rasa kedalam belanga
api yang membuncah,telah hitamkan semua rasa
telah hancurkan semua rasa
pahit bak ali-ali
aku terdiam,tiada lagi makna kata
kusimpan semu,semua rasa yang kau tinggal
semua rasa yang kau buang
jauh...
dalam belanga lapuk
dan bocor dengan kerak hitam disana
namun adakah kau fikirkan
semua cinta yang telah ku buka
yang telah ku paksa
untuk menyimpannya dalam belanga...

SEPI

sebenarnya tidak salah
rembulan hadir malam ini,
bukankah kau nyaman?
hanya saja bintang tak bertaburan
selamanya..,telah ku ceritakan
pada angin,malam,dan hujan
tiada jawaban
hanya riuk burung malam
yang selalu menyemarakkan
pusara yang masih basah
dengan air mata....
yang entah kapan
berhenti...
menemani kehidupan ini

Entahlah


telah kutaburi perpisahan dengan cinta
telah kubuat jembatan keseberang sana
telah kujahit sobekan hati
dengan ikhlas,tali kasar dan jarum yang tajam
kurelakan juga sembilu mencabik kulit
yang telah lusuh karena terpaan badai
tapi...
apakah cinta menghampiri?
adakah sayang membalut kasih
yang telah lama mati???
entahlah....

Bunga untuk Ibu

Alkisah Ahmad bin Miskin hidup dengan istri dan anaknya yang masih kecil. Kesusahan menderanya terus-menerus. Tak ada pekerjaan yang dilakukannya. Suatu malam, setelah seharian tak secuil makanan masuk kedalam perutnya, hatinya gelisah dan tak dapat tidur. Hatinya perih seperti perutnya yang keroncongan. Seperti prajurit yang kalah perang, ia lesu, lemah-lunglai, dan tak ada harapan. Anaknya menangis seharian, karena tak ada air susu dari istrinya yang lapar. Sungguh kefakiran ini membuatnya sangat menderita. Timbul pemikiran darinya untuk menjual rumah yang ditempatinya.

Esok harinya, usai shalat shubuh berjamaah dan berdoa, ia menemui sahabatnya Abdullah as-sayyad. “Wahai Abdullah! Bisakah kau pinjamkan aku beberapa dirham untuk keperluan hari ini. Aku bermaskud menjual rumahku. Nanti setelah laku akan kuganti,” kata Ahmad.

Tangisan Pelangi


Angin yang berhembus sepoi dibawah sinar bulan purnama membuat aku merasa keindahan malam ini memang milikku,kuarahkan pandanganku pada bulan,damai terasa dihatiku.Betapa tidak,aku mulai berfikir  kemasa lalu,dimana suka dan duka menghampiri kehidupanku.Aku tidak tau apakah akan selalu seperti ini.Semua kisah telah aku lalui,dari senang,sedih,bahkan menyakitkan sekalipun.Aku berbisik dalam hati berfikir sejenak.Dan disitulah aku simpulkan hanya satu kisah yang tidak pernah aku lalui.Jatuh cinta,ujarku dalam hati,betapa tidak,selama empat tahun ini aku berada dipondok yang penghuninya hanya kaum akhwat.kalau ikhwannya cuma ada beberapa orang itupun Ustadz yang mengajar dipondok pesantren Diniyah Putri Padang Panjang ini.Tak terasa serene malam berbunyi,akupun terbangun dari lamunanku.Aku menutup jendela kamarku yang berada dilantai dua asrama  mematikan lampu,kemudian terpejam dengan damainya jiwaku.

Conter Flag

free counters