WASHINGTON (Berita SuaraMedia) – Majalah berpengaruh Foreign Policy baru
saja mengeluarkan daftar "100 Pemikir Utama Global", memberikan sepuluh
tempat bagi profesor, akademisi, politisi, banker, dan jurnalis Muslim.
Zahra Rahnavard, istri pemimpin oposisi Iran Mir Hossein Mousavi,
berada di ranking ketiga dalam daftar itu, persis di bawah pemimpin US
Federal Reserve Ben Bernanke yang terpilih karena mencegah runtuhnya
perekonomian AS, dan Presiden Barack Obama karena mengubah peran Amerika
di dunia.
Majalah itu menggambarkan Rahnavard sebagai otak di balik Revolusi Hijau Iran dan kampanye suaminya.
Dijuluki sebagai Michelle Obama-nya Iran, Rahnavard berkampanye untuk
suaminya yang mencalonkan diri dalam pemilu presidensial bulan Juni
lalu.
Pemegang gelar doktoral dalam ilmu politik, wanita berusia 64 tahun
ini pernah menjabat sebagai penasihat Mohamed Khatami, presiden Iran
dari tahun 1997 hingga 2005.
Rahnavard adalah peneliti Al Quran dan penulis beberapa buku tentang seni dan politik.
Seorang advokat hak-hak wanita, ia telah lama mengkampanyekan
pemberdayaan ekonomi kaum wanita dan mengubah hukum Iran yang cenderung
diskriminatif terhadap para wanita.
Sayyid Imam al Sharif, pemimpin spiritual kelompok militan jihad
Mesir, berada di posisi ke-10 dalam daftar tahunan majalah tersebut.
"Ia menyusun Merasionalisasi Jihad di Mesir dan di Dunia, sebuah
revisi lengkap dari dukungannya yang terdahulu terhadap perang
relijius."
Imam, pendiri awal Al Qaeda bersama dengan rekan lamanya Ayman Al
Zawahiri, menulis dua buku yang dianggap sebagai pondasi ideologis bagi
jihad.
Namun di tahun 2007, ia mengakui di hadapan publik bahwa ia telah
mengubah pemahamannya yang terdahulu, menyerukan untuk merasionalisasi
jihad.
"Karyanya ini, yang telah menyebar ke seluruh lingkaran jihad,
melemahkan legitimasi Al Qaeda dan kelompok-kelompok sejenis lainnya
dengan menggunakan narasi teologis mereka sendiri," ujar majalah
tersebut.
Ekonom Muslim Amerika Mohamed El Erian berada di peringkat ke-16 dalam daftar "100 Pemikir Utama Global".
"El Erian ikut memimpin salah satu perusahaan investasi paling sukses
di dunia, Pimco, Pacific Investment Management Company, yang memiliki
aset USD 842 miliar."
Seorang spesialis dalam pasar baru di IMF, ia menjadi kepala penegakan agama di Harvard sebelum bergabung dengan dunia bisnis.
Strategi investasinya dipuji membantu mengubah Pimco menjadi perusahaan investasi terbesar di dunia.
Mantan menteri keuangan Afghanistan Ashraf Ghani berada di ranking 20 untuk usahanya memberantas korupsi.
Majalah itu juga memasukkan mantan wakil perdana menteri Anwar Ibrahim di posisi ke-32 atas perjuangan pro-demokrasinya.
Jurnalis terkenal, Fareed Zakaria, seorang Muslim Amerika keturunan
India, berada di peringkat ke-37 karena mendefinisikan batas kekuasaan
Amerika dan mengerahkan diskusi publik yang paling cerdas tentang hal
itu.
Banker Bangladesh dan pemenang Nobel Muhammad Yunus berada di posisi ke-46 atas perannya memerangi kemiskinan.
Dijuluki "banker orang miskin", mantan profesor ekonomi ini dan bank
Grameen-nya mendapat penghargaan Nobel atas upaya akar rumputnya untuk
mengentaskan jutaan orang dari kemiskinan.
Bank yang mentarget kaum wanita karena meyakini bahwa mereka lebih
baik daripada laki-laki dalam mengelola keuangan keluarga ini menawarkan
pinjaman kecil ke para peminjam miskin untuk membantu mereka membuka
usaha.
Pemikir Muslim dari Swiss Tariq Ramadan berada di urutan ke-49 dalam
daftar majalah itu. Disebutkan bahwa Ramadan mendedikasikan hidupnya
untuk membuktikan bahwa Islam sesuai dengan kehidupan Barat.
"Ramadan ingin menyampaikan Islam yang sesuai dengan demokrasi Eropa
(di mana ia tumbuh dan kini bertempat tinggal), salah satu advokat yang
terlibat dalam realita politik dunia."
Seorang warga negara Swiss keturunan Mesir, Ramadan adalah salah satu
pemikir terdepan Muslim di Eropa dan telah seringkali mengecam
terorisme dan ekstremisme.
Ia juga seorang profesor Studi Islam di Universitas Oxford dan peneliti di Universitas Doshisha, Jepang.
Penulis 20 buku dan 700 artikel tentang Islam, ia dinobatkan oleh
majalah Time sebagai salah satu dari 100 inovator abad 21 untuk
kinerjanya dalam menciptakan Islam Eropa yang independen.
"Selama hidupnya, cucu pendiri Persaudaraan Muslim Hassan al Banna
ini telah menjadi sebuah kontradiksi berjalan. Seorang intelektual Islam
yang menganut demokrasi namun meyakini bahwa hukum relijius bersifat
universal."
Penulis Pakistan Ahmed Rashid berada di posisi ke-51 untuk tulisannya tentang bahaya global di Asia Selatan.
Majalah itu juga memasukkan Perdana Menteri Palestina, Salam Fayyad,
di posisi ke- 61 karena menunjukkan bagaimana memimpin dengan efektif di
tengah-tengah konflik. (rin/io) www.suaramedia.com
1 komentar:
Mantap
Posting Komentar